Cari Blog Ini

Powered By Blogger

Minggu, 04 Juli 2010

EMPAT NEGARA YANG MEMILIKI KEBERUNTUNGAN LEBIH BESAR PADA PD 2010



Penjaga gawang Jerman Manuel Neuer mengakui pada menit ke-38, tendangan Frank Lampard memantul ke tiang atas lalu jatuh di belakang garis gawang dan komenter dia: “Keberuntungan memang kerap berpengaruh dalam laga sepak bola. Dan penting untuk memperbesar keberuntungan itu, dan kami melakukannya."

Sampai hari ke 24 (4 Juli 2010) perhelatan akbar PD 2010 empat negara telah berhasil menjadi juara dunia tinggal menentukan urutannya saja siapa yang juara 1,2,3, dan 4 melalui pertandingan semi final dan final. Mereka berasal dari Zone Amerika Latin 1 negara (20 %) dari jumlah negara peserta 5 negara dan Zone Eropa 3 negara (23,07 %) dari jumlah peserta 13 negara (secara relatif hampir berimbang).

Keberhasilan mereka tidak terlepas dari keberuntungan yang tentunya tidak datang secara kebetulan, tetapi buah dari kesungguhan, kerja keras, banting tulang, peras keringat (menurut istilah : Kiyai MZ).

Ada negara yang telah berusaha dengan keras tetapi belum beruntung termasuk tuan rumah yang harus berbenah di babak awal, atau ada negara yang angkat koper setelah tersingkir di babak 16 besar dan jadi penonton karena tak lolos di 8 besar. Tetapi yang jelas tidak ada negara yang mendapat keberuntungan tanpa usaha yang sungguh-sunguh, paling tidak yang kasat mata dapat terlihat di televisi dan informasi lebih detil di media masa lainnya.

Selain mereka mempertontonkan kerja keras, kecerdikan, kekompakan kadang juga kenakalan, tetapi keberuntungan mereka juga dapat dilihat dan didengar selama berjuang di Afrika Selatan, misalnya:
- Beruntung berada pada group yang relatif dihuni negara yang kualitasnya belum mapan.
- Tendangan finalti dapat ditepis penjaga gawang atau tendangan keras membentur gawang.
- Bola menyentuh tangan, off side, bahkan bola melewati garis gawang luput dari pandangan wasit dan hakim garis, dan kebeuntungan-keberuntungan lainnya.

Keberuntungan juga ada yang mereka bawa dari negaranya masing-masing yang jauh-jauh hari telah mereka dapatkan, misalnya:
- Organisasi sepak bolanya sangat solid dengan pengurus yang profesional, berjuang menghidupkan sepak bola dan bukan numpang hidup seperti di Republik Mimpi.
- Mereka beruntung didukung oleh masyarakatnya yang elegan, menyelesaikan masalah sekalipun hati panas tapi kepalanya tetap dingin, tidak seperti di Republik Mimpi selalu dibalik Kepala Panas dan hati yang beku. Ketidakpuasan atau masalah selalu diselesaikan dengan batu, pentungan, bakar-bakaran, dorong-dorongan, maki-makian bahkan bukan hanya di jalanan atau di lapangan tetapi sudah merambah ke Dalam Gedung tempat orang yang inginnya disapa paling terhormat, bah......
- Mereka beruntung didukung dana yang digunakan dengan benar, soal besarnya relatif mungkin secara nominal di Republik Mimpi jauh lebih besar, tetapi sayang banyak yang nyangkut di tali jemuran, dan menetap di celengan oknum yang memang bertujuan numpang kaya.
- Mereka beruntung punya banyak tempat latihan dan stadion banyak dibangun, tidak seperti di Republik Mimpi yang sudah jadipun digusur dengan dalih yang direka-reka, atau kalaupun ada tak terurus hingga merana.
- Mereka juga beruntung banyak pengurus yang berhati peka dan lapang dada, jika merasa gagal atau tak mampu cepat-cepat mengundurkan diri dengan suka hati, di Republik Mimpi geludug bergemuruh, petir yang membuat tiang listrik melintir, angin ribut berkecamuk, prahara menimpa PSSRM (Persatuan Sepak Bola Republik Mimpi) pengurusnya tenang-tenang saja bahkan ada yang sudah bulukan, tak tergerak hatinya untuk minta diganti, bahkan disindirpun pura-pura tidak ngerti atau kupingnya ditutup pocong budeg.
Jadi kapan impian indah dan keberuntungan dapat diraih di Republik Mimpi ini, jika keadaannya masih belum berubah....., mungkin sekarang yang dapat kita katakan sabar....., sabar...., sabar...... (coba ucapkan dengan logat Upin – Ipin).